Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang yang hanya berdoa kepada-Mu secara fisik, sedang hatinya lari dari-Mu.. Wahai Pelimpah segala sesuatu kepada kami, janganlah Engkau jadikan kami sesuatu yang paling rendah menurut-Mu..
Ya Allah, "Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.." (QS. Al-Fatihah:6)

Kamis, 05 April 2012

Ibuku Cahaya Hidupku

"Saudaraku…, ingatlah sudah berapa banyak jasa ibu kepada kita, sementara kita belum sedikit pun berbakti kepadanya…

Ketika hidup bersama, apa balasanmu kepadanya??

Ketika berusia 1 tahun, beliau memberimu minum asi dan memandikanmu, tetapi engkau malah membalasnya dengan tangisan sepanjang malam.

Ketika berusia 2 tahun, beliau melatihmu untuk berjalan, tetapi engkau malah membalasnya dengan berlari-lari ketika beliau mencari-cari kamu.

Ketika berusia 3 tahun, beliau menghidangkan makanan-makanan yang enak untukmu, tetapi engkau malah membalasnya dengan menumpahkan piring itu.

Ketika berusia 5 tahun, beliau memakaikan pakaian terbaik untukmu pada hari raya, tetapi engkau malah membalasnya dengan mengotori pakaian-pakaian itu.

Ketika berusia 6 tahun, beliau mendaftarkanmu untuk sekolah, tetapi engkau malah membalasnya dengan teriak-teriak, “aku tidak mau pergi sekolah!”

Ketika berusia 10 tahun, beliau menanti kepulanganmu dari madrasah untuk memelukmu tetapi engkau malah bergegas masuk ke dalam kamarmu.

Ketika berusia 15 tahun, beliau menangis karena bahagia dengan kesuksesanmu tetapi engkau malah membalasnya dengan meminta, “mana hadiah untuk kesuksesanmu?”.

Ketika berusia 25 tahun, beliau membantumu dalam urusan-urusan pernikahanmu, tetapi engkau malah membalasnya dengan tinggal bersama suamimu di tempat yang sejauh mungkin darinya.

Ketika berusia 30 tahun, beliau memberikan nasehat-nasehat  yang berkaitan tentang cara mengurus anak-anak, tetapi engkau malah membalasnya dengan ucapan, “jangan engkau campuri urusan-urusan kami!”

Ketika berusia 35 tahun, beliau menelpon agar kamu sudi makan malam di sisinya tetapi engkau malah membalasnya dengan ucapan, “aku tidak punya waktu!”

Ketika berusia 40 tahun, beliau mengabari kamu bahwa beliau sakit, dan membutuhkan perawatanmu, tetapi engkau malah membalasnya dengan ucapan, “beban kedua orang tua sekarang sudah berpindah kepada anak-anak”

Sekarang berapa umurmu?, dan apa bentuk  terima kasihmu kepada beliau; ibumu, wanita yang susah payah melahirkan, mendidik dan membesarkanmu?

Pada suatu saat, engkau pasti akan meninggalkan dunia ini, tetapi cinta beliau tak kan pernah terpisah dari hatinya, cintanya akan selalu ada, untukmu, anaknya tercinta, selamanya...
Jika ibumu masih ada di dekatmu, maka janganlah kamu tinggalkan, dan jangan lupa untuk mencintanya, serta berusahalah agar beliau meridhaimu…
Karena engkau hanya akan memiliki satu ibu saja dalam hidup ini…
Di sisinya, engkau akan menyesali setiap kata dan perbuatanmu yang membuat hatinya terluka, tetapi apakah sesal pada saat itu ada manfaatnya?
Engkau akan sendirian tanpa ibu…, dan ketika beliau meninggal dunia, Malaikat akan berseru, “Sekarang, orang yang menjadi sebab kamu dirahmati telah meninggal dunia.”
-Ibnu Abdil Bari-

ibu,
ridhamu adalah rahasia taufiqku dan cintamu adalah pembakar imanku
Tuhan berpesan kepadaku untuk berbakti padamu wahai impian umurku
karena ketulusan doamu, kesusahan dan sedihku lenyap

maka engkaulah denyut nadi di jantungku, engkaulah cahaya di mataku
dan engkaulah nada di bibirku, dengan melihat wajahmu kecemasanku menghilang
aku kan kembali duhai ummi
janji keduaku baru dimulai ketika ranting telah tumbuh dengan bunga

ku kan kembali ya ummi…, kan kucium kepalamu yang suci
kutumpahkan semua rinduku, dan kuhirup wanginya tangan kananmu
kubersihkan tanah di kedua telapak kakimu dengan pipiku ketika aku bertemu denganmu
kan ku airi tanah dengan airmataku karena bahagia engkau masih hidup

jangan berucap selamat tinggal duhai ummiku…
aku kan datang menjengukmu dengan berlinang airmata
jangan berucap selamat tinggal duhai ummiku…
setelah hari ini, tiada lagi perpisahan kecuali perpisahan karena kematian...
-Ahmed Bukhatir-



Senin, 21 November 2011

Why Women Cry?


A little boy asked his mother, "Why are you crying?"

"Because I need to" she said.

"I don't understand," he said.

His mother just hugged him and said, "And you never will."

Later the little boy asked his father, "Why does mother seem to cry for no reason?"

"All women cry for no reason," his dad answered carelessly.

The little boy, still wondering why women cry, finally asked the old wise shaikh (scholar). "He surely knows the answer", he thought.

"Ya Shaikh! Why do women cry so easily?"

The Shaikh answered:
"When Allah made the woman she had to be special. He made her shoulders strong enough to carry the weight of the world, yet gentle enough to give comfort.

He gave an inner strength to endure both childbirth and the rejection that many times comes from her children.

He gave her a toughness that allows her to keep going when everyone else gives up, and take care of her family through sickness and fatigue without complaining.

He gave her the sensitivity to love her children under any and all circumstances, even when her child hurts her badly.

He gave her strength to carry her husband through his faults and fashioned her from his rib to protect his heart.

He gave her wisdom to know that a good husband never hurts his wife, but sometimes tests her strengths and her resolve to stand beside him unfalteringly.

And lastly, He gave her a tear. This is hers and only hers exclusively to use whenever she needs it. She needs no reason, no explanation, its hers.

You see my son, the beauty of a woman is not in the clothes she wears, the beauty of her face, or the way she combs her hair. The beauty of a woman must be seen in her eyes, because that is the doorway to her heart - the place where love resides."

Subhnallah walhamdulillaahi 'alaa kulli haalin wa ni'mah..

-www.zawaj.com-


Kamis, 04 Agustus 2011

Pesan Sahabat

Masing-masing kita akan berpencar di bumi-Nya dan menjadi dewasa dengan pelajaran hidup yang Ia beri. Masing-masing kita belajar menjadi bijak dan matang dengan guru yang berbeda, guru yang khusus Ia kirim untuk kita. Dan suatu saat nanti, kita akan berkumpul untuk bernostalgia bersama tentang jalan panjang yang telah kita tempuh, jalan yang berbeda tapi tanpa kita sadari, semua itu disatukan oleh tujuan yang sama: cita bernama jihad dan meraih gelar mulia dari-Nya... :)
-Sebuah pesan dari seorang sahabat: Nur Afifah, saat mengukir sejarah dalam wadah dakwah yang sama-

Selasa, 02 Agustus 2011

Di Bawah Bayang-bayang Senja


 Di bawah barisan kapas putih yang berarak menghias angkasa luas.. Ditemani bisikan-bisikan kemayu angin dalam keteduhan mega menuju senja.. Aku duduk di balik jendela lebar ruang tamu flat ku di lantai tiga.. Sebentar-sebentar ku alihkan pandangan ku ke arah jalan beraspal yang dihiasi mobil-mobil sedan di sisi kanan dan kirinya.. Anak-anak ramai bermain bola di depan sebuah gedung sekolah yang di bagian atas nya terpancang gagah sebuah bendera berwarna merah putih dan hitam, bendera mesir.. Aku tersenyum.. Kembali ku tatap payung bumi berwarna biru muda dan awan yang kini sudah mulai tak putih lagi.. Warnanya agak keemasan dibias cahaya matahari yang tengah beranjak menuju tempat peraduannya.. Tersenyum menatap senja.. Melihat jalan kupu-kupu yang mengarah ke langit sana.. Ku coba menghilangkan segala galau.. Ku coba menenangkan segala risau.. Dan ku coba menghirup sedalam-dalamnya segala dimensi yang bisa membimbingku kepada kesyukuran atas nikmat-Nya.. Ah, rupanya indah sekali.. Perasaan yang mengalun lembut di tengah bisingnya problematika hidup.. 

Aku tersenyum.. Sambil mendengarkan lantunan ayat-ayat penuh cinta dari headphone handpone ku, sambil sesekali melafadzkan dzikir-dzikir pendek ketika ku ingat betapa kerdil aku di antara besarnya alam raya yang Allah ciptakan ini.. Dan seketika ku rasakan seluruh sendi-sendi ruhaniku bangkit dalam alunan muhasabah yang indah.. Ya Allah.. Bahkan nikmat-Mu lebih banyak daripada udara yang tiap hari masih bisa aku hirup.. Ya Allah.. Bahkan ampunan-Mu jauh lebih luas dari bentangan langit yang kini tengah aku saksikan.. Ya Allah, hingga akhirnya pipi ku mulai hangat dialiri air mata penyesalan atas dosa yang pernah aku lakukan.. Entah sampai kapan aku mampu bernapas menghirup udara di dunia ini.. Atau sampai kapan mata ku bisa melihat arakan awan di angkasa luas.. Atau entah sampai kapan diri ini terus bergelimang dosa.. Entah apakah amal ibadahku cukup untuk mengimbanginya, sehingga aku tak terjerumus dalam lembah neraka.. Allahumma inna nas'alukal jannah, Allahumma ajjirnaa minannaaar Ya Allah.. Ya Allah..

Ya Allah...


Tuhanku…
Aku berdo’a untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku..
Seseorang yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu..
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk-Mu..
Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah penting bagi ku..
Yang terpenting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia..
Seseorang yang memiliki hati yang bijak, tidak hanya otak yang cerdas..
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku..
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasihatiku ketika aku berbuat salah..
Seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku, tapi karena hatiku..
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi..
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika aku di sisinya..

Tuhanku…
Aku tidak meminta seseorang yang sempurna namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mata-Mu..
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya..
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya..
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya..
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna..

Tuhanku…
Aku juga meminta,
Buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya bangga..
Berikan aku hati yang sungguh mencintai-Mu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku..
Berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dari-Mu..
Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya..
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dan bukan hal buruk dalam dirinya..
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana, sehingga mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi..
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan :
“Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna..”
Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat..
Dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan..
Amin…


Tentang Seorang Wanita yang Ku Rindu

Di sepertiga malam itu..
Ketika awan hitam masih sayu..
Di langit-langit ruang pun hanya sedikit membusur cahaya lampu..
Ketika angin malam masih menelisik rongga-rongga kulitku..
Dan fajar di balik pualam malam tengah menunduk malu..
Aku mendengar dari balik pintu..
Di antara kamar-kamar yang beradu..
Nafas-nafas sesak yang diiringi tangisan pilu..
Ku pelankan langkah-langkah kaki ku..
Mengekor tiap-tiap bait doa yang menyayat kalbu..

Di samping tempat tidur adik-adikku..
Di atas sajadah usang berwarna biru..
Diantara guratan wajahnya yang telah layu..
Ku lihat sosok wanita tua yang selalu membuatku rindu..

Tampak lelah membayang pada dinding-dinding kayu..
Ku pandangi matanya yang sayu..
Dengan tangan menengadah ke langit barat yang ia tuju..
Mamanjatkan doa pada Allah Yang Maha Satu..
Menghadirkan kembali memori yang telah lalu..

Ku ingat masa-masa dulu..
Ketika aku kecil ia selalu berada didekatku..
Menjadi lakon cinta pertama kehidupanku..

Ibuku..

Hingga kini meski rambutnya telah berubah kelabu..
Meski tangannya telah gemetar ketika mengusap pipiku..
Meski suaranya mulai serak dan kaku..
Meski senja membuat wajahnya kian sendu..

Dengarlah kawanku..

Doanya masih selalu berderu..
Bersyukurlah karena masih bisa kau rasakan selalu..
Kecupan dan pelukan hangat itu..

Karena kau tau..
Kasih sayang seorang ibu tak kan kandas oleh waktu..
Kasih sayang yang tulus yang ia berikan untukmu..

Maka kini.. ucapkanlah satu kalimat tanpa ragu..
Bahwa..
“AKU CINTA IBU..”
^_^